Jumat, 24 November 2017

LAPORAN PRAKTIKUM
“KOROSI PADA PAKU”

 














           








DISUSUN OLEH :
KELOMPOK

1.    RITA PURNAMASARI
2.    SRIYANTI
3.    SUHARTINI ALIMUDDIN
4.    VERA LONIKA PALILING
5.    ZULFITRIANI SAID

XII.IA.5
SMAN 4 PAREPARE

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga berhasil menyelesaikan laporan ini. Laporan  ini berisikan tentang ” korosi pada paku”. Di harapkan laporan ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang ” korosi pada paku “.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata,saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin.
             

Parepare, 10 November 2017

   Penulis 
















DAFTAR ISI


Sampul......................................................................................................................................       i
Kata Pengantar.........................................................................................................................      ii
Daftar isi...................................................................................................................................     iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah.........................................................................................      1
B.     Rumusan Masalah...................................................................................................      1
C.     Tujuan Penelitian....................................................................................................      1
D.    Manfaat Penelitian..................................................................................................      1
BAB II LANDASAN TEORI  ...............................................................................................      2
A.    Pengertian Besi Dan Korosi ..................................................................................      2
1)      Besi ................................................................................................................      2
2)      Korosi ............................................................................................................      2
B.     Penyebab Korosi Dan Pengendalian Korosi..........................................................      4
1)      Penyebab Korosi ............................................................................................      4
2)      Pengendalian Korosi ......................................................................................      4
BAB III METODE PENELITIAN
A.    Alat dan Bahan ......................................................................................................      7
B.     Langkah Kerja........................................................................................................      7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil .......................................................................................................................      8
B.     Pembahasan ...........................................................................................................      8
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan ............................................................................................................    10
B.     Saran.......................................................................................................................    10
Daftar Pustaka..........................................................................................................................    11
Lampiran Dokumentasi ............................................................................................................    12






BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam bahasa sehari-hari korosi dikenal dengan perkaratan yakni sesuatu yang hampir dianggap sebagai musuh umum masyarakat. Karat adalah sebutan bagi korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala destruktif yang mempengaruhi hampir semua logam. Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang mengalami korosi, tidak perrlu diingkari bahwa logam itu paling awal menimbulkan korosi serius. Karena itu tidak mengherankan bila istilah korosi dan karat hampir dianggap sama. Korosi dikenal merugikan karena bersifat merusak logam dan membahayakan. Oleh karena itu, dengan pentingnya mempelajari pencegahan korosi percobaan kali ini difokuskan oleh masalah tersebut dan akan dipaparkan logam-logam apa sajakah yang dapat menghambat terjadinya korosi.   
B.    RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah:
1.    Apakah tabung di mana paku berkarat terdapat oksigen dan air?
2.    Apakah tabung di mana paku tidak berkarat terdapat oksigen dan air?
C.    TUJUAN PENELITIAN
Praktikum ini bertujuan untuk :
1.       Untuk mengetahui paku pada aqua gelas manakah yang menjadi berkarat.
2.       Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan besiberkarat.
3.       Cara pencegahan korosi pada besi.
D.    MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1.      Dapat mengetahui sifat dari berbagai bahan terhadap besi.
2.       Dapat menambah informasi mengenai korosi (karat).
3.       Dapat melatih siswa agar terampil dalam melakukan kegiatan praktikum.

BAB II
LANDASAN TEORI

A.   Pengertian Besi dan Korosi
1.    Besi
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai dengan yang merusakkan. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya
Hal itu karena beberapa hal, diantaranya:         
·         Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar, 
·         Pengolahannya relatif mudah dan murah, dan 
·         Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.
Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya Zink dan Magnesium dapat melindungi besi dari korosi.
2.    Korosi          
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksiredoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.       
             Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.  
           Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi           .
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuksenyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensialterhadap elektroda lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.      
B.   Penyebab korosi dan Pengendalian korosi
1.    Penyebab korosi
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya.
Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa an-organik maupun organik. 
Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara dapat mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat memeprcepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta persenyawaan-persenyawaannya dikenal sebagai bahan korosif. Dalam industri, bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan-bahan organik. Ammoniak (NH3) merupakan bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam kegiatan industri. Pada suhu dan tekanan normal, bahan ini berada dalam bentuk gas dan sangat mudah terlepas ke udara.       
2.    Pengendalian korosi       
Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel). Akan tetapi, proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.    
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Kemudian, kita ketahui bahwa berbagai jenis logam dapat melindungi besi terhadap korosi. Cara-cara pencegahan korosi besi yang akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut.          
1.           Mengecat. Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak besi dengan udara dan air.       
2.           Melumuri dengan oli atau gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak besi dengan air.
3.           Dibalut dengan plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak besi dengan udara dan air.       
4.           Tin plating (pelapisan dengan timah). Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut electroplating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Besi yang dilapisi timah tidak mengalami korosi karena tidak ada kontak dengan oksigen (udara) dan air. Akan tetapi, lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elekrokimia dengan besi sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi, hal itu justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.       
5.           Galvanisasi (pelapisan dengan zink). Pipa besi, tiang telpon, badan mobil, dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal itu terjadi karena suatu mekanisme yang disebut dengan perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elekrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian, besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi.    
6.           Cromium plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.
7.           Sacrificial protection (pengorbanan anode). Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.




















BAB III
METODE PENELITIAN

A.     Alat dan Bahan

a)      Alat :
·         4 tabung reaksi
·         Rak tabung reaksi
·         7 buah Paku berkarat
·         Kain lap
·         Prop (sumbat) karet
b)      Bahan :
·         Air Suling
·         Larutan CaCl2
·         Minyak Tanah
·         Kapas


B.    Langkah Kerja
1.      Ambillah 4 tabung reaksi, kemudian:
a)      Tambahkan kira-kira 10 mL minyak tanah ke dalam tabung 1
b)      Tambahkan air yang sudah dididihkan ke dalam tabung 2 hingga hampir penuh
c)      Tambahkan 2 gram larutan CaCl2 kemudian kapas kering dalam tabung 3
d)     Tambahkan 5 mL air suling ke dalam tabung 4
2.      Amplaslah 7 batang paku besi hinggah bersih, kemudian masukkan masing-masing satu ke dalam tabung reaksi pada prosedur di atas.
3.      Tutup tabung 2 dan 3 dengan prop karet sampai rapat.
4.      Simpanlah tabung-tabung tersebut, kemudian amati apa yang terjadi.






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  HASIL
Tabung
Pengamatan Hari Ke-
1
2
3
4
1
Tidak berkarat
Permukaan paku berkarat
Permukaan paku berkarat
Permukaan paku berkarat dan air keruh
2
Mulai berkarat
Permukaan paku mulai berkarat
Permukaan paku berkarat
Permukaan paku berkarat dan air keruh
3
Tidak berkarat
Ujung dan Pangkal paku berkarat
Permukaan paku berkarat
Permukaan paku berkarat dan air keruh
4
Tidak berkarat
Permukaan paku mulai berkarat
Pangkal dan ujung paku berkarat
Pangkal dan ujung paku berkarat, air masih bersih

B. PEMBAHASAN
o   Tabung 1 (berisi paku dan minyak tanah) permukaan pakunya sudah berkarat pada hari ke-2.
o   Tabung 2 (berisi paku dan air yang telah dididihkan, kemudian ditutup) permukaan pakunya mulai berkarat pada hari pertama. Pada hari kedua air mulai keruh. Hari selanjutnya air berwarna merah bata
o   Tabung 3 (berisi paku dan larutan, kemudian ditutup) ujung dan pangkalnya sudah berkarat pada hari ke-2, warna larutan berubah
o   Tabung 4 (berisi paku, air, dan minyak goreng, kemudian ditutup) ujungnya sudah berkarat pada hari ke-2, dan pangkalnya juga sudah berkarat pada hari ke-3, dan airnya keruh.
Dari percobaan yang telah dilaksanakan, kita dapat mengetahui bahwa KOROSI terjadi karena adanya pengaruh lingkungan terhadap suatu benda, dan adanya beberapa faktor yang menyebabkan korosi terjadi, adapun faktor itu adalah :
ü  Udara – O2 : Korosi terjadi lebih mudah jika suatu logam berekasi dengan udara disekitarnya, jadi korosi akan lebih cepat terjadi jika oksigen bereaksi dengan mengoksidasi logam tertentu yang cukup reaktif, seperti besi (Fe). Teori ini sesuai dengan hasil yang kami dapatkan.
ü  Air – H2O : Korosi juga akan terjadi jika pereduksinya adalah air (H2O). Semakin sering logam (besi) terkena air, maka akan semakin cepat logam tersebut mengalami korosi. Hal ini juga sesuai dengan hasil yang kami dapat.
ü  Zat elektrolit
Zat-zat elektrolit, terutama asam dan garam merupakan zat yang dapat mempercepat korosi logam. Sebagai contoh, hujan asam dapat memicu proses korosi pada beberapa peralatan yang terbuat dari logam, begitu juga dengan air laut yang mengandung garam dapat memicu terjadinya korosi pada badan kapal yang terbuat dari logam. Hal ini juga sudah sesuai dengan hasil yang kami dapat.









BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, kita dapatkan bahwa paku yang paling cepat berkarat adalah paku yang berada di tabung yang berisi air yang dididihkan kemudian ditutup. Hal ini karena perkaratan pada paku tersebut di pengaruhi oleh Oksigen dan Zat elektrolit (garam). Hal ini jelas menunjukkan bahwa kombinasi antara air dan oksigen akan lebih memberikan efek yang lebih signifikan daripada keberadaan O2saja atau H2O saja.
Kemudian antara paku yang disimpan di dalam botol terbuka dengan paku yang disimpan dalam botol terbuka yang berisi kapas, yang berkarat adalah yang tidak memiliki kapas.

B. SARAN
Setiap melakukan praktikum diharapkan untuk dapat memperhatikan prosedur kerja serta memperhatikan keselamatan kerja. Selain itu, diusahakan untuk memperbanyak referensi guna memudahkan kita baik dalam melakukan praktikum maupun dalam penyusunan laporan praktikum.










DAFTAR PUSTAKA
Harnanto, Ari. 2009. KIMIA Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta. Setia Aji.
Purba, Michael. 2012. KIMIA Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta. Erlangga
http://allriseyuliaa.blogspot.co.id/2015/10/laporan-percobaan-korosi-logam-paku.html























Hello! . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates