Contoh Makalah Korosi Pada Paku
LAPORAN PRAKTIKUM
“KOROSI PADA PAKU”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK
1.
RITA PURNAMASARI
2.
SRIYANTI
3.
SUHARTINI ALIMUDDIN
4.
VERA LONIKA PALILING
5.
ZULFITRIANI SAID
XII.IA.5
SMAN 4 PAREPARE
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga
berhasil menyelesaikan laporan ini. Laporan ini berisikan tentang ” korosi
pada paku”. Di
harapkan laporan ini
dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang ” korosi
pada paku “.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan,oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata,saya sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir.Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin.
Parepare, 10 November
2017
Penulis
DAFTAR ISI
Sampul...................................................................................................................................... i
Kata Pengantar......................................................................................................................... ii
Daftar isi................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................... 1
D. Manfaat Penelitian.................................................................................................. 1
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................................... 2
A. Pengertian Besi Dan
Korosi .................................................................................. 2
1) Besi ................................................................................................................ 2
2) Korosi ............................................................................................................ 2
B. Penyebab Korosi Dan
Pengendalian Korosi.......................................................... 4
1) Penyebab Korosi ............................................................................................ 4
2) Pengendalian Korosi ...................................................................................... 4
BAB III METODE PENELITIAN
A. Alat dan Bahan ...................................................................................................... 7
B. Langkah Kerja........................................................................................................ 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ....................................................................................................................... 8
B. Pembahasan ........................................................................................................... 8
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 10
B. Saran....................................................................................................................... 10
Daftar Pustaka.......................................................................................................................... 11
Lampiran Dokumentasi ............................................................................................................ 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG MASALAH
Dalam bahasa sehari-hari korosi
dikenal dengan perkaratan yakni sesuatu yang hampir dianggap sebagai musuh umum
masyarakat. Karat adalah sebutan bagi korosi pada besi, padahal korosi
merupakan gejala destruktif yang mempengaruhi hampir semua logam. Besi adalah
salah satu dari banyak jenis logam yang mengalami korosi, tidak perrlu
diingkari bahwa logam itu paling awal menimbulkan korosi serius. Karena itu
tidak mengherankan bila istilah korosi dan karat hampir dianggap sama. Korosi
dikenal merugikan karena bersifat merusak logam dan membahayakan. Oleh karena
itu, dengan pentingnya mempelajari pencegahan korosi percobaan kali ini
difokuskan oleh masalah tersebut dan akan dipaparkan logam-logam apa sajakah
yang dapat
menghambat terjadinya korosi.
B. RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan latar
belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah:
1. Apakah tabung di mana
paku berkarat terdapat oksigen dan air?
2. Apakah tabung di mana
paku tidak berkarat terdapat oksigen dan air?
C. TUJUAN
PENELITIAN
Praktikum ini bertujuan untuk :
1. Untuk
mengetahui paku
pada aqua gelas manakah yang menjadi berkarat.
2. Faktor-faktor
apa saja yang menyebabkan besiberkarat.
3. Cara pencegahan korosi pada
besi.
D. MANFAAT
PENELITIAN
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Dapat mengetahui sifat dari berbagai bahan terhadap
besi.
2. Dapat
menambah informasi mengenai korosi (karat).
3. Dapat melatih
siswa agar terampil dalam melakukan kegiatan praktikum.
BAB II
LANDASAN
TEORI
A. Pengertian Besi dan Korosi
1. Besi
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi
(tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang
bermanfaat sampai dengan yang merusakkan. Dalam tabel periodik, besi mempunyai
simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
Besi
adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya
Hal
itu karena beberapa hal, diantaranya:
·
Kelimpahan besi di kulit bumi cukup
besar,
·
Pengolahannya relatif mudah dan murah,
dan
·
Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan
dan mudah dimodifikasi.
Salah
satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak
kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang
menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah
besi menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu
mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.
Korosi
besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya Zink dan
Magnesium dapat melindungi besi dari korosi.
2. Korosi
Korosi adalah kerusakan
atau degradasi logam akibat
reaksiredoks antara
suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan
senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi
disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) <-->
Fe2+(aq) + 2e
Elektron
yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak
sebagai katode,
di mana oksigen tereduksi .
O2(g) +
4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
atau
O2(g) +
2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion
besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion
besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi.
Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana
yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat
pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang
merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan
lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan
dari proses ekstraksi logam dari
bijih mineralnya.
Contohnya, bijih mineral logam besi di
alam bebas ada dalam bentuksenyawa besi oksida atau besi sulfida,
setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk
pembuatan baja atau baja paduan.
Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang
menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).
Deret Volta dan hukum Nernst akan
membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi
sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida,
karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensialterhadap elektroda lainnya
yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.
B. Penyebab korosi dan Pengendalian korosi
1. Penyebab korosi
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari
lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk
kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan
sebagainya.
Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran
udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan
sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas
asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa an-organik maupun
organik.
Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara
dapat mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau
basa dapat memeprcepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam
ruangan tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta persenyawaan-persenyawaannya
dikenal sebagai bahan korosif. Dalam industri, bahan ini umumnya dipakai untuk
sintesa bahan-bahan organik. Ammoniak (NH3) merupakan bahan kimia yang cukup
banyak digunakan dalam kegiatan industri. Pada suhu dan tekanan normal, bahan
ini berada dalam bentuk gas dan sangat mudah terlepas ke udara.
2. Pengendalian korosi
Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi
umur berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya
korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless
steel). Akan tetapi, proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Kemudian,
kita ketahui bahwa berbagai jenis logam dapat melindungi besi terhadap korosi.
Cara-cara pencegahan korosi besi yang akan dibahas berikut ini didasarkan pada
dua sifat tersebut.
1.
Mengecat. Jembatan, pagar dan railing
biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak besi dengan udara dan air.
2.
Melumuri dengan oli atau gemuk. Cara ini
diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak
besi dengan air.
3.
Dibalut dengan plastik. Berbagai macam
barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan plastik.
Plastik mencegah kontak besi dengan udara dan air.
4.
Tin plating (pelapisan dengan timah). Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari
besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang
disebut electroplating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Besi yang
dilapisi timah tidak mengalami korosi karena tidak ada kontak dengan oksigen
(udara) dan air. Akan tetapi, lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores,
maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena
potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang
dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elekrokimia dengan besi sebagai
anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi, hal itu
justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
5.
Galvanisasi (pelapisan dengan zink). Pipa besi, tiang telpon, badan
mobil, dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah,
zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal itu
terjadi karena suatu mekanisme yang disebut dengan perlindungan katode. Oleh
karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang
kontak dengan zink akan membentuk sel elekrokimia dengan besi sebagai katode.
Dengan demikian, besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi.
6.
Cromium plating (pelapisan dengan
kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi
lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Cromium plating
juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi
perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.
7.
Sacrificial protection (pengorbanan
anode). Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah
berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka
magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk
melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara
periodik, batang magnesium harus diganti.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Alat dan Bahan
a) Alat :
· 4 tabung reaksi
· Rak tabung
reaksi
· 7 buah Paku berkarat
· Kain lap
· Prop
(sumbat) karet
b) Bahan :
· Air Suling
· Larutan CaCl2
· Minyak Tanah
· Kapas
B. Langkah Kerja
1.
Ambillah 4 tabung reaksi, kemudian:
a)
Tambahkan kira-kira 10 mL minyak tanah ke dalam tabung 1
b)
Tambahkan air yang sudah dididihkan ke dalam tabung 2 hingga
hampir penuh
c)
Tambahkan 2 gram larutan CaCl2 kemudian kapas
kering dalam tabung 3
d)
Tambahkan 5 mL air suling ke dalam tabung 4
2.
Amplaslah 7 batang paku besi hinggah bersih, kemudian
masukkan masing-masing satu ke dalam tabung reaksi pada prosedur di atas.
3.
Tutup tabung 2 dan 3 dengan prop karet sampai rapat.
4.
Simpanlah tabung-tabung tersebut, kemudian amati apa yang
terjadi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
|
Tabung
|
Pengamatan Hari Ke-
|
|||
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
|
1
|
Tidak berkarat
|
Permukaan paku
berkarat
|
Permukaan paku
berkarat
|
Permukaan paku
berkarat dan air keruh
|
|
2
|
Mulai berkarat
|
Permukaan paku mulai
berkarat
|
Permukaan paku
berkarat
|
Permukaan paku
berkarat dan air keruh
|
|
3
|
Tidak berkarat
|
Ujung dan Pangkal paku
berkarat
|
Permukaan paku
berkarat
|
Permukaan paku
berkarat dan air keruh
|
|
4
|
Tidak berkarat
|
Permukaan paku mulai
berkarat
|
Pangkal dan ujung paku
berkarat
|
Pangkal dan ujung paku
berkarat, air masih bersih
|
B. PEMBAHASAN
o Tabung 1 (berisi paku dan minyak
tanah) permukaan pakunya sudah berkarat pada hari ke-2.
o Tabung 2 (berisi paku dan air yang
telah dididihkan, kemudian ditutup) permukaan pakunya mulai berkarat pada hari pertama.
Pada hari kedua air mulai keruh. Hari selanjutnya air berwarna merah bata
o Tabung 3 (berisi paku dan larutan,
kemudian ditutup) ujung dan pangkalnya sudah berkarat pada hari ke-2, warna
larutan berubah
o Tabung 4 (berisi paku, air, dan
minyak goreng, kemudian ditutup) ujungnya sudah berkarat pada hari ke-2, dan
pangkalnya juga sudah berkarat pada hari ke-3, dan airnya keruh.
Dari percobaan yang telah
dilaksanakan, kita dapat mengetahui bahwa KOROSI terjadi karena adanya pengaruh
lingkungan terhadap suatu benda, dan adanya beberapa faktor yang menyebabkan
korosi terjadi, adapun faktor itu adalah :
ü Udara
– O2 : Korosi terjadi lebih mudah jika suatu logam berekasi
dengan udara disekitarnya, jadi korosi akan lebih cepat terjadi jika oksigen
bereaksi dengan mengoksidasi logam tertentu yang cukup reaktif, seperti besi
(Fe). Teori ini sesuai dengan hasil yang kami dapatkan.
ü Air
– H2O : Korosi juga akan terjadi jika pereduksinya adalah air (H2O). Semakin sering logam (besi) terkena air, maka akan semakin
cepat logam tersebut mengalami korosi. Hal ini juga sesuai dengan hasil yang
kami dapat.
ü Zat
elektrolit
Zat-zat elektrolit, terutama asam dan garam merupakan zat
yang dapat mempercepat korosi logam. Sebagai contoh, hujan asam dapat memicu
proses korosi pada beberapa peralatan yang terbuat dari logam, begitu juga
dengan air laut yang mengandung garam dapat memicu terjadinya korosi pada badan
kapal yang terbuat dari logam. Hal ini juga sudah sesuai dengan hasil yang kami
dapat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan,
kita dapatkan bahwa paku yang paling cepat berkarat adalah paku yang berada di tabung
yang berisi air yang dididihkan kemudian ditutup. Hal ini karena perkaratan
pada paku tersebut di pengaruhi oleh Oksigen dan Zat elektrolit (garam).
Hal ini jelas menunjukkan bahwa kombinasi antara air dan oksigen akan
lebih memberikan efek yang lebih signifikan daripada keberadaan O2saja
atau H2O saja.
Kemudian antara paku yang disimpan
di dalam botol terbuka dengan paku yang disimpan dalam botol terbuka yang
berisi kapas, yang berkarat adalah yang tidak memiliki kapas.
B.
SARAN
Setiap
melakukan praktikum diharapkan untuk dapat memperhatikan prosedur kerja serta
memperhatikan keselamatan kerja. Selain itu, diusahakan untuk memperbanyak
referensi guna memudahkan kita baik dalam melakukan praktikum maupun dalam
penyusunan laporan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Harnanto, Ari. 2009. KIMIA Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta. Setia Aji.
Purba, Michael.
2012. KIMIA Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta. Erlangga
http://allriseyuliaa.blogspot.co.id/2015/10/laporan-percobaan-korosi-logam-paku.html