MAKALAH AQIDAH BERIMAN KEPADA ALLAH SWT
AQIDAH DAN AKHLAK
AQIDAH BERIMAN KEPADA ALLAH SWT
![]() |
Oleh :
|
||
18.1300.110
|
ZULFITRIANI SAID
|
|
18.1300.111
|
MASYITHA ADINDA PUTRI PERTIWI
|
|
18.1300.112
|
FITRIANI ISMAIL
|
|
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE
JURUSAN TARBIYAH DAN ADAB
PRODI BAHASA INGGRIS
2018
Alhamdulillah, puji
syukur kepada ALLAH SWT yang selalu senantiasa melimpahkan rahmat dan
hidayahnya pada kita semua. Shalawat dan salam pada pangkuan alam Nabi besar
Muhammad SAW yang telah membawa kita ke alam yang penuh rahmat ini, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah Aqidah dan Akhlak dengan judul “Aqidah
Beriman Kepada Allah Swt.”.
Tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah untuk memahami tentang Beriman dkahdajdhkjagf . Penulis
berterima kasih kepada banyak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik dari
pembaca makalah ini sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini kedepannya.
Parepare, Oktober 2018
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................................. i
A. Beriman Kepada
Allah SWT .......................................................................................... 2
B. Metode
Pembuktian Adanya Allah SWT........................................................................ 3
C. Sifat-sifat
Allah SWT...................................................................................................... 5
D. Asmaul Husna.................................................................................................................. 9
B. Saran ... 14
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Adanya alam semesta ini merupakan
bukti bahwa Allah SWT. Tuhan Yang Maha Kuasa. Tuhan yang menciptakan alam
semesta dan yang mengaturnya. Tidak ada Tuhan selain Allah SWT yang wajib disembah. Umat islam meyakini
adanya Allah SWT dan mengetahui sifat-sifatnya, agar menjadi mukmin sejati.
Dengan modal iman inilah kita akan menjalankan perintah-Nya dan meninggalkan
larangan-Nya. Beriman kepada Allah SWT merupakan hal yang pokok dalam agama dan
akidah seorang Muslim, maka dari itu sudah sepatutnya sebagai salah satu bukti
cinta kita kepada sang Pencipta yakni kita mengetahui sifat-sifat agung yang
dimiliki-Nya, serta sifat yang mustahil yang tidak mungkin disifati oleh Allah
SWT, dengan demikian dapat menambah rasa cinta dan rasa penghambaan yang tinggi
kepada Sang Pencipta.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari Beriman Kepada Allah SWT?
2.
Apa metode pembuktian adanya Allah SWT?
3.
Apa sifat-sifat yang dimiliki oleh Allah SWT?
4.
Apa arti dari Asmaul Husna ?
1.3
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui Pengertian Beriman Kepada Allah SWT.
2.
Untuk mengetahui Metode Pembuktian Adanya Allah SWT.
3.
Untuk Mengetahui Sifat-Sifat yang dimiliki oleh Allah
SWT.
4.
Untuk mengetahui makna dari Asmaul Husna.
PEMBAHASAN
A. BERIMAN KEPADA ALLAH SWT
Iman menurut bahasa artinya percaya atau yakin terhadap sesuatu. Iman
menurut istilah adalah pengakuan di dalam hati, diucapkan dengan lisan dan
dikerjakan dengan anggota badan. Hal ini sesuai Hadist Nabi Muhammad SAW yang berbunyi
:
الايمان معرفة بالقلب و قول باللسا ن و عمل بالاركان (رواه
الطبران)
Artinya : “Iman adalah pengakuan
dengan hati, pengucapan dengan lisan, dan pengamalan dengan anggota badan.”(HR
Thabrani)
Dari penjelasan Hadits di
atas dapat disimpulkan bahwa iman kepada Allah SWT membutuhkan tiga unsur
anggota badan yang tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya, yaitu hati, lisan
dan anggota badan. Oleh karena itu, apabila ada seseorang yang mengaku beriman
kepada Allah SWT hanya dalam hati, lisan, hati dan lisan atau anggota badan
saja, maka orang tersebut belum bisa dikatakan orang yang beriman.
Iman kepada Allah
merupakan suatu keyakinan yang sangat mendasar. Tanpa adanya iman kepada Allah
SWT, seorang tidak akan beriman kepada yang lain, seperti beriman kepada
malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul Allah dan hari kiamat.
Firman Allah SWT :
يَا اَيُّهَا الذِيْنَ امَنُوا امِنُوا بِاللهِ وَرَسُولِهِ
وَالكِتَابِ الذِى نَزَّلَ عَلى رَسُولِهِ وَالكِتَابِ الذِى اَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ
وَمَنْ يَكفُرْ بَاللهِ وَمَلئِكَتِهِ وَكتبِهِ وَرُسُلِهِ وَاليَوْمِ الاخِرِِ
فقد ضَلَّ ضَلالا بَعِيْدًا ﴿النسأ»١٣٦﴾
Artinya
: Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
dan kepada kitab Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab Allah yang
diturunkan sebelumnya, Barang siapa yang kafir kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,Rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian maka
sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (QS.An Nisa : 136).
Pokok dari segala pokok aqidah adalah beriman kepada Allah
SWT yang berpusat pada pengakuan terhadap eksistensi dan kemahaesaan-Nya.
Pengakuan terhadap kemahaesaan dalam segala-galanya dan
zat-Nya, artinya tidak ada persamaannya dalam seluruh zat yang kita kenal dalam
ilmu fisika. Dia maha esa dan sifat-sifatnya. Dia maha esa dalam wujud-Nya
artinya hanya Allah sajalah yang wajibul wujud. Sedangkan yang lainnya hanya
mumkinul wujud.
Oleh karena itu, kalimat pengakuan islam adalah La Ilaha
Ilallah (tidak ada tuhan selain Allah).
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللَّهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ
يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ
﴿٤﴾
Artinya: "Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang
Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia
tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, Dan tidak ada seorangpun yang setara
dengan Dia." (QS. Al-Ikhlas: 1-4)
B. METODE PEMBUKTIAN ADANYA ALLAH SWT
Untuk membuktikan adanya Allah, al-Qur'an menunjukkan
suatu metode, yakni dengan menyelidiki hakikat kejadian manusia dan alam
sekitar. (QS. Ali Imran(3): 190- 191, QS. Al-A'raf(7): 185, QS. Al-Anbiya'(21):
22, dan masih banyak lagi ayat lainnya).
Dalam membuktikan wujud Allah, Ibnu Rusyid, seorang
filosof muslim, memberikan 2 cara:
Pertama, dalil al-Inayah
intinya bahwa sesungguhnya kesempurnaan struktur susunan alam semesta ini
menunjukkan adanya suatu tujuan tertentu pada alam. Alam adalah
natijah dari hikmah ketuhanan yang sangat mendalam.
Kedua, dalil ikthira'
intinya bahwa yang ada (maujud) yang kita lihat adalah makhluk (dijadikan)
terutama pada makhluk hidup, manusia sangat lemah untuk menciptakan walaupun
hanya seekor binatang kecil.
Dari penjelasan ini dapat menarik kesimpulan tentang
bukti-bukti adanya Allah SWT.
1. Karena hakikat manusia itu adalah makhluk bertuhan. Pada hakikatnya,
manusia membutuhkan dzat yang maha kuasa sebagai tempat berlindung.
2. Adanya bukti dari ayat-ayat al-Qur'an. Di dalam
al-Qur'an banyak dijumpai ayat-ayat yang menyebutkan keberadaan Allah.
3. Terjadinya alam semesta. Keberadaan alam semesta ini membuktikan
bagi orang-orang yang mempunyai akal sehat tentang adanya Tuhan yang telah
menciptakan semuanya.
4. Adanya kejadian manusia. Manusia dengan segala kelebihan dan
keunikannya, tidak mungkin ada dengan sendirinya tanpa ada yang menciptakannya.
Manusia diciptakan Allah dari bahan yang sederhana dan rendah nilainya, yakni
unsur tanah.
5. Adanya kitab al-Qur'an. Al-Qur'an sejak diturunkan kepada Nabi muhammad SAW
tidak ada yang mampu menandinginya, baik dari segi sastra, bahasa, apalagi isi kadungannya.
Ini membuktikan bahwa ada dzat yang maha besar dan maha
sempurna yang telah mewahyukan al-Qur'an.
Lima landasan pokok tersebut mampu membuktikan bahwa
Allah itu benar-benar wujud (ada).
Selain dalil-dalil yang membuktikan adanya Allah ada juga
dalil-dalil yang lain yaitu:
1.
Dalil kosmologis
Dalil kosmologis (cosmogical argument)
atau dalil penciptaan merupakan pembuktian paling tua dan sederhana tentang
eksistensi Allah.
Intinya adalah bahwa segala sesuatu yang
ada (wujud) itu pasti ada yang menciptakan sebab seluruh kejadian dan
perwujudan yang ada di alam semesta ini, selamanya, bergantung pada adanya
peruwujudan yang lain.
2.
Dalil teologis
Dalil ini merupakan dalil yang amat
populer, dan ini merupakan penerapan dalil kosmologis dalam bentuknya yang
lain.
Intinya dalil ini adalah bahwa segala
perwujudan tersusun dalam sistem yang amat teratur, dan setiap benda yang ada
di alam semesta ini memiliki tujuan-tujuan tertentu.
3.
Dalil ontologis
Dalil ini untuk pertama kalinya
dikemukakan oleh Anselm (1033-1109) yang kemudian dipertajam oleh Descartes
pada permulaan abad modern ini. Intinya adalah bahwa manusia memiliki konsep
tentang sesuatu yang sempurna.
Ketiga macam dalil tersebut, disebut
sebagai dalil klasik yang kini jarang dipergunakan orang, terutama di kalangan
kaum terpelajar.
4.
Dalil moral
Inti
dalil ini adalah bahwa dikalangan umat manusia di dunia ini berlaku nilai-nilai
moral, seperti kebenaran, kebahagiaan dan keadilan.
C. SIFAT-SIFAT ALLAH SWT
Disamping sifat Maha Esa, Al-Qur'an juga menyebutkan sifat-sifat
lain, semisal Ar-Rahman (Maha Pengasih), Ar-Rahim (Maha Mengetahui), As-Sami'
(Maha Mendengar), Al-Alim (Maha Mengetahui).
Para ulama menyimpulkan sifat-sifat Allah dalam Al-Qur'an ada 20
kemudian di sederhanakan menjadi 13 kemudian diringkas pula menjadi 1 yakni
sifat Maha Sempurna (Al-Kamal).
Sifat-sifat Allah terbagi menjadi sifat wajib, sifat
mustahil, dan sifat jaiz.
1. Sifat wajib Allah
Adalah sifat yang harus ada pada dzat
Allah sebagai kesempurnaan bagi-Nya. Maka sifat Allah wajib diyakini dengan akal (aqli)
berdasarkan al-Qur'an dan sunnah Rasul (wajib naqli).
a. Wajib (الوجود)
artinya ada. Maksudnya
adanya Allah itu bukan karena ada yang menciptakan, tetapi karena ada dengan
sendirinya.
b.
Qidam (القدام) artinya dahulu. Maksudnya bahwa
Allah terdahulu tanpa didahului oleh sesuatu
c.
Baqa' (البقاء) artinya kekal. Maksudnya Allah itu
kekal tidak berubah-ubah sebagaimana makhluk-Nya. Yang selalu mengalami proses
perubahan dan kehancuran.
d.
Mukhalafatu lil
hawaditsi (المخالفة للحواث)
artinya berbeda dengan semua makhluknya. Maksudnya Allah berbeda dengan semua
makhluknya. Dzat maupun sifat-sifat Allah itu berbeda dengan sifat-sifat
makhluk-Nya.
e.
Qiyamuhu
binafsihi (القيامة بنفسه) artinya
berdiri sendiri tanpa memerlukan yang lain. Maksudnya adalah Allah tidak
membutuhkan bantuan apapun dan siapapun.
f.
Wahdaniyah (الوحدايسة) artinya maha esa (tunggal). Maksudnya
adalah Allah itu hanya satu-satunya (tunggal). Kalau Allah itu ada 2 maka akan
timbul kehancuran alam semesta ini.
g. Qudrat (القدرة)
artinya maha kuasa. Maksudnya
Allah itu kuasa atas segalanya kekuasaan Allah itu tidak ada yang menyamainya.
h.
Iradat (الارادة) artinya maha berkehendak. Maksudnya bahwa
Allah bebas berkehendak atau kemauan-Nya tanpa ada yang memerintahkan dan
menghalangi-Nya.
i.
Ilmu (العلم) artinya mengetahui. Maksudnya
adalah Allah itu maha mengetahui atas segala sesuatu. Ilmu Alah itu bersifat
lengkap, menyeluruh, luas dan mendalam.
j.
Hayat (الحياة) artinya hidup. Maksudnya adalah
Allah itu maha hidup, ia hidup sebagaimana ia. Tanpa didahului oleh tidak ada
atau tidak hidup, dan hidunya Allah itu tidak berkesudahan.
k.
Sama' (السمع) artinya mendengar. Maksudnya
adalah Allah itu maha mendengar, baik yang nyaring, samar, bahkan yang tidak
terdengar sama sekali oleh telinga manusia.
l.
Bashar (البصر) artinya melihat. Maksudnya adalah
Allah maha melihat segala sesuatu yang kecil maupun yang tersembunyi, tanpa
bantuan alat penglihatan.
m.
Kalam (الكلام) artinya berkata-kata atau
berfirman. Maksudnya Allah itu tidak bisu karena bisu adalah sifat kekurangan.
Allah berkomunikasi dengan hamba yang dikehendaki-Nya.
n. Qadiran artinya maha kuasa. Maksudnya bahwa Allah adalah dzat yang
maha kuasa atas segala sesuatu
o. Muridan artinya maha berkehendak. Maksudnya bahwa
Allah adalah dzat yang maha berkehendak atas segala sesuatu
p. Aliman artinya maha mengetahui. Maksudnya bahwa
Allah adalah dzat yang maha mengetahui atas segala sesuatu
q. Hayyan artinya maha hidup. Sesungguhnya Allah adalah dzat yang maha
hidup, hidup selamanya dan tidak akan mati.
r.
Sami'an artinya
maha mendengar. Sesungguhnya
Allah adalah dzat yang maha mendengar atas segala sesuatu.
s. Bashiran artinya maha melihat. Sesungguhnya
Allah adalah dzat yang maha melihat atas segala sesuatu
t.
Muttakaliman
artinya maha berkata-kata.
Sesungguhnya Allah adalah dzat yang maha berkata-kata atau berfirman
Selain wajib bagi Allah tersebut dapat dibagi menjadi 4
bagian:
a. Sifat nafsiyah ialah sifat yang berhubungan dengan diri
dzat Allah SWT. Adapun yang termasuk pada kelompok sifat nafsiyah adalah
wujuudu.
b. Sifat salbiyah ialah sifat Allah yang menolak atau
menafikan sifat-sifat yang sesuai atau tidak layak bagi Allah SWT.
Sifat-sifat tersebut adalah: al-Qidamu
menafikan al-Hudutsu, al-Baqa'u menafikan al-Fana'u, al-Mukhalafatu lil
hawaditsi menafikan al-Mumaat-salatu lilhawaditsi, al-Qiyamu binafsihi
menafikan al-Ihtiyajuu ilaa qhairihi, dan al-Wahdaaniyatu menafikan
at-Ta'addudu.
c. Sifat ma'ani ialah sifat yang memastikan bahwa yang
disifati itu memiliki sifat tersebut. Yang termasuk sifat ma'ani ialah:
al-Qudratu, al-Iraadatu, al-Ilmu, al-Hatu, as-Sami'u, al-Basharu, Al-Kalamu.
d. Adapun sifat ma'nawiyyah ialah sifat yang berhubungan
dengan sifat ma'ani atau sebagai kelanjutan dari ke-7 sifat ma'ani yaitu:
Kaunuhu qaadiran, Kaunuhu murridan, Kaunuhu 'aaliman, Kaunuhu hayyan, Kaunuhu samiian,
Kaunuhu bashiran, Kaunuhu mutakkaliman.
2. Sifat Mustahil Allah
Adalah sifat yang tidak mungkin ada pada
Allah. Sifat ini merupakan kebalikan dari sifat wajib Allah.
a. Adam artinya tidak ada
b. Huduts artinya baharu atau permulaan
c. Fana' artinya rusak
d. Mumatsalatu ulhawaditsi artinya menyerupai yang baru atau
makhluk
e. Ihtiyaju li ghairihi artinya membutuhkan sesuatu selain
dirinya
f. Ta'adud artinya berbilang atau lebih dari 1
g. Ajzun artinya lemah
h. Karahah artinya terpaksa
i.
Jahlun artinya
bodoh
j.
Maut artinya mati
k. Shamamun artinya tuli
l.
Umyun artinya
buta
m. Bukmun artinya bisu
n. Ajizan artinya maha lemah
o. Mukrahan artinya maha terpaksa
p. Jahilan artinya maha bodoh
q. Mayyitan artinya maha mati
r.
Ashamma artinya
maha tuli
s. A'ma artinya maha buta
t.
Abkama artinya
maha bisu
3. Sifat jaiz Allah
Secara bahasa jaiz berarti boleh. Sifat jaiz Allah
adalah sifat yang boleh ada dan boleh tidak ada pada Allah. Sifat jaiz Allah
adalah fi'lu kulli mumkinin au tarkuhu artinya memperbuat sesuatu yang mungkin
terjadi atau tidak memperbuatnya.
D. ASMAUL HUSNA
Asmaul Husna adalah nama-nama Allah yang baik atau indah.
Nama-nama ini dijadikan jalan untuk bermakrifat kepada Allah. Dengan cara
memahami baik-baik nama-nama itu. Adapun jumlah nama-nama tersebut berjumlah 99
nama yaitu sebagai berikut:
1. Ar-Rahman
Artinya Yang Maha Pemurah
2. Ar-Rahim Artinya
Yang Maha Mengasihi
3. Al-Malik Artinya
Yang Maha Menguasai / Maharaja Teragung
4. Al-Quddus
Artinya Yang Maha Suci
5. Al-Salam Artinya
Yang Maha Selamat Sejahtera
6. Al-Mu'min
Artinya Yang Maha Melimpahkan Keamanan
7. Al-Muhaimin
Artinya Yang Maha Pengawal serta Pengawas
8. Al-Aziz Artinya
Yang Maha Berkuasa
9. Al-Jabbar
Artinya Yang Maha Kuat Yang Menundukkan Segalanya
10. Al-Mutakabbir
Artinya Yang Melengkapi Segala kebesaranNya
11. Al-Khaliq
Artinya Yang Maha Pencipta
12. Al-Bari Artinya
Yang Maha Menjadikan
13. Al-Musawwir
Artinya Yang Maha Pembentuk
14. Al-Ghaffar
Artinya Yang Maha Pengampun
15. Al-Qahhar
Artinya Yang Maha Perkasa
16. Al-Wahhab
Artinya Yang Maha Penganugerah
17. Al-Razzaq
Artinya Yang Maha Pemberi Rezeki
18. Al-Fattah
Artinya Yang Maha Pembuka
19. Al-'Alim Artinya
Yang Maha Mengetahui
20. Al-Qabidh
Artinya Yang Maha Pengekang
21. Al-Basit Artinya
Yang Maha Melimpah Nikmat
22. Al-Khafidh
Artinya Yang Maha Perendah / Pengurang
23. Ar-Rafi' Artinya
Yang Maha Peninggi
24. Al-Mu'izz
Artinya Yang Maha Menghormati / Memuliakan
25. Al-Muzill
Artinya Yang Maha Menghina
26. As-Sami' Artinya
Yang Maha Mendengar
27. Al-Basir Artinya
Yang Maha Melihat
28. Al-Hakam Artinya
Yang Maha Mengadili
29. Al-'Adl Artinya
Yang Maha Adil
30. Al-Latif Artinya
Yang Maha Lembut serta Halus
31. Al-Khabir
Artinya Yang Maha Mengetahui
32. Al-Halim Artinya
Yang Maha Penyabar
33. Al-'Azim Artinya
Yang Maha Agung
34. Al-Ghafur
Artinya Yang Maha Pengampun
35. Asy-Syakur
Artinya Yang Maha Bersyukur
36. Al-'Aliy Artinya
Yang Maha Tinggi serta Mulia
37. Al-Kabir Artinya
Yang Maha Besar
38. Al-Hafiz Artinya
Yang Maha Memelihara
39. Al-Muqit Artinya
Yang Maha Menjaga
40. Al-Hasib Artinya
Yang Maha Penghitung
41. Al-Jalil Artinya
Yang Maha Besar serta Mulia
42. Al-Karim Artinya
Yang Maha Pemurah
43. Ar-Raqib Artinya
Yang Maha Waspada
44. Al-Mujib Artinya
Yang Maha Pengkabul
45. Al-Wasi' Artinya
Yang Maha Luas
46. Al-Hakim Artinya
Yang Maha Bijaksana
47. Al-Wadud Artinya
Yang Maha Penyayang
48. Al-Majid Artinya
Yang Maha Mulia
49. Al-Ba'ith
Artinya Yang Maha Membangkitkan Semula
50. Asy-Syahid
Artinya Yang Maha Menyaksikan
51. Al-Haqq Artinya
Yang Maha Benar
52. Al-Wakil Artinya
Yang Maha Pentadbir
53. Al-Qawiy
Artinya Yang Maha Kuat
54. Al-Matin
Artinya Yang Maha Teguh
55. Al-Waliy
Artinya Yang Maha Melindungi
56. Al-Hamid
Artinya Yang Maha Terpuji
57. Al-Muhsi
Artinya Yang Maha Penghitung
58. Al-Mubdi
Artinya Yang Maha Pencipta dari Asal
59. Al-Mu'id Artinya
Yang Maha Mengembali dan Memulihkan
60. Al-Muhyi Artinya
Yang Maha Menghidupkan
61. Al-Mumit Artinya
Yang Mematikan
62. Al-Hayy Artinya
Yang Senantiasa Hidup
63. Al-Qayyum
Artinya Yang Hidup serta Berdiri Sendiri
64. Al-Wajid Artinya
Yang Maha Penemu
65. Al-Majid Artinya
Yang Maha Mulia
66. Al-Wahid Artinya
Yang Maha Esa
67. Al-Ahad Artinya
Yang Tunggal
68. As-Samad Artinya
Yang Menjadi Tumpuan
69. Al-Qadir Artinya
Yang Maha Berupaya
70. Al-Muqtadir
Artinya Yang Maha Berkuasa
71. Al-Muqaddim
Artinya Yang Maha Menyegera
72. Al-Mu'akhkhir
Artinya Yang Maha Penangguh
73. Al-Awwal Artinya
Yang Pertama
74. Al-Akhir Artinya
Yang Akhir
75. Az-Zahir Artinya
Yang Zahir
76. Al-Batin Artinya
Yang Bati
77. Al-Wali) Artinya
Yang Wali / Yang Memerintah
78. Al-Muta'ali
Artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia
79. Al-Barr Artinya
Yang banyak membuat kebajikan
80. At-Tawwab
Artinya Yang Menerima Taubat
81. Al-Muntaqim
Artinya Yang Menghukum Yang Bersalah
82. Al-'Afuw Artinya
Yang Maha Pengampun
83. Ar-Ra'uf Artinya
Yang Maha Pengasih serta Penyayang
84. Malik-ul-Mulk
Artinya Pemilik Kedaulatan Yang Kekal
85. Dzul-Jalal-Wal-Ikram
Artinya Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan
86. Al-Muqsit
Artinya Yang Maha Saksama
87. Al-Jami' Artinya
Yang Maha Pengumpul
88. Al-Ghaniy
Artinya Yang Maha Kaya Dan Lengkap
89. Al-Mughni
Artinya Yang Maha Mengkayakan dan Memakmurkan
90. Al-Mani' Artinya
Yang Maha Pencegah
91. Al-Darr Artinya
Yang Mendatangkan Mudharat
92. Al-Nafi' Artinya
Yang Memberi Manfaat
93. Al-Nur Artinya
Cahaya
94. Al-Hadi Artinya
Yang Memimpin dan Memberi Pertunjuk
95. Al-Badi' Artinya
Yang Maha Pencipta Yang Tiada BandinganNya
96. Al-Baqi Artinya
Yang Maha Kekal
97. Al-Warith
Artinya Yang Maha Mewarisi
98. Ar-Rasyid
Artinya Yang Memimpin Kepada Kebenaran
99. As-Sabur Artinya
Yang Maha Penyabar/Sabar
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Beriman Kepada
Allah adalah percaya akan adanya Allah SWT
2. Pokok dari segala aqidah Islam adalah beriman kepada
Allah
3. Untuk membuktikan adanya Allah, yaitu dengan menyelidiki
hakikat kejadinan manusia
dan alam sekitar
4. Pembuktian adanya Allah yaitu;
- Hakikat
manusia itu adalah makhluk bertuhan
- Adanya
bukti dari ayat-ayat al-Qur'an
- Terjadinya
alam semesta
- Adanya
kejadian manusia
- Adanya
kitab al-Qur'an
5. Ada juga dalil-dalil lain yang membuktikan adanya Allah
yaitu:
- Dalil
Kosmologi - Dalil
Ontologis
- Dalil
Teologis - Dalil
Moral
6. Sifat-Sifat Allah dibagi atas
- Sifat
wajib Allah
- Sifat
jaiz Allah
- Sifat
mustahil Allah
7. Asmaul khusna adalah nama-nama Allah yang baik atau
indah.
B.
Saran
Kami sebagai
penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam makalah ini.
Oleh sebab itu harapan kami dari teman-teman sekalian serta bapak ibu dosen
pembimbing dapat memberikan masukan-masukan kepada kami selaku penulis untuk
perbaikan makalah ini kearah yang lebih baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Dr.
Rosihan Anwar, Akidah Akhlak, Pustaka Setia, Bandung, 2008
www.google.com