Kedudukan, Jenis-Jenis Dan Ruang Lingkup Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah | Zulfitriani Said
I. Kedudukan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah
Secara formal, kedudukan bimbingan dalam sistem pendidikan di Indonesia
telah digariskan didalam undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang sistem
pendidikan nasional beserta perangkat peraturan pemerintahnya. hal-hal yang
berkenaan dengan pendidikan dasar dimana sekolah dasar ada didalamnya,
dibicarakan secara khusus dalam PP No. 28 tahun 1989. Pada pasal 25 dalam PP
tersebut dikatakan bahwa :
1. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka
upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.
2. Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing.[1]
Karena
adanya pernyataan di atas, bimbingan dan konseling sangat penting dalam
pendidikan di sekolah karena bimbingan membantu siswa untuk dapat menemukan
kemampuan yang mereka miliki sehingga mereka dapat merencanakan masa depan
dengan baik dan dengan adanya bimbingan dari guru siswa tidak akan merasa
tertekan dengan adanya masalah-masalah yang ada di sekolah.
II. Jenis-Jenis Bimbingan dan Konseling Di Sekolah
Jenis-jenis pelayanan bimbingan konseling
ada beberapa bagian yang pertama adalah layanan orientasi yang bertujuan untuk
membantu individu agar mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau situasi
yang baru. Kedua ada layanan informasi yang bertujuan agar individu mengetahui
menguasai informasi yang selanjutnya dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya
sehari-hari dan perkembangan dirinya. Ketiga adalah layanan penempatan dan
penyaluran yang bertujuan supaya siswa bisa menempatkan diri dalam program
studi akademik dan lingkup kegiatan non akademik yang menunjang perkembangannya
serta semakin merealisasikan rencana masa depan. Yang keempat adalah layanan
penguasaan konten yang bertujuan sebagai fungsi pemahaman adalah agar siswa
memahami berbagai konten tertentu yang mencakup fakta fakta, konsep, proses,
hukum, aturan, nilai-nilai, persepsi, afeksi, sikap dan tindakan. Fungsi fungsi
pencegahan yaitu untuk membantu individu agar mencegah dari masalah-masalah
tertentu terlebih apabila kontennya terarah kepada terhindarnya individu atau
klien dari mengalami masalah tertentu. Fungsi pengentasan bertujuan untuk
mengentaskan atau mengatasi masalah yang sedang dialami siswa. Untuk fungsi
pengembangan dan pemeliharaan bertujuan untuk mengembangkan potensi diri
individu sekaligus memelihara potensi-potensi yang telah berkembang pada diri
siswa. Kelima layanan konseling perorangan bertujuan agar klien memahami
kondisi dirinya sendiri, lingkungannya, permasalahan yang dialami, kekuatan dan
kelemahan dirinya sehingga klien dapat mampu mengatasinya. Keenam layanan
bimbingan kelompok bertujuan untuk mendorong perkembangan perasaan, pikiran,
persepsi, wawasan, dan sikap yang menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih
efektif, yakni peningkatan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal
para siswa. Ketujuh layanan konseling kelompok yang bertujuan agar
berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa khususnya kemampuan komunikasi nya. Kedelapan
adalah layanan konsultasi yang bertujuan agar siswa dengan kemampuannya sendiri
dapat menangani kondisi atau permasalahan yang dialami oleh pihak ketiga.
Dan terakhir layanan kesembilan yaitu
layanan mediasi bertujuan agar tercapainya kondisi hubungan yang positif dan
kondusif di antara para siswa yang bertikai atau bermusuhan.[2]
III. Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling Di Sekolah
Ruang
lingkup bimbingan dan konseling di sekolah dapat dilihat dari beberapa aspek
yaitu aspek fungsi, sasaran, layanan, dan masalah.
Pertama
dari segi fungsi mencakup fungsi-fungsi pencegahan, pemahaman, pengentasan,
pemeliharaan, penyaluran, penyesuaian, pengembangan, dan perbaikan. Kedua dari
segi sasaran memiliki ruang lingkup yaitu siswa secara perorangan mencapai
perkembangan yang optimal melalui kemampuan: pengungkapan-pengenalan-penerimaan
diri, pengenalan lingkungan, pengambilan keputusan, pengarahan diri, dan
perwujudan diri. Ketiga dari segi layanan memiliki ruang lingkup meliputi
layanan layanan pengumpulan data, pemberian informasi, penempatan, konseling,
ahli tangan kasus, dan penilaian dan tindak lanjut. Keempat dari segi masalah
memiliki ruang lingkup yaitu bimbingan pendidikan, bimbingan karir, dan
bimbingan pribadi-sosial.[3]
Daftar Pustaka
Badarudin. Bimbingan
dan Konseling di Sekolah Dasar. Purwokerto: UMPWT PGSD Purwokerto.
Tohirin. (2007). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(Berbasis Integrasi). Jakarta: Rajagrafindo Persada.
[1] Badarudin, S.Pd. Bimbingan
dan Konseling di Sekolah Dasar. Purwokerto: UMPWT
PGSD Purwokerto. hal 19
[2] Drs. Tohirin, M.Pd.
(2007). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integrasi). Jakarta: Rajagrafindo Persada. hal 141-195
[3] Drs. Tohirin, M.Pd.
(2007). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integrasi). Jakarta: Rajagrafindo Persada. hal 64-67