Rabu, 18 Maret 2020

I.       Kedudukan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah
Secara formal, kedudukan bimbingan dalam sistem pendidikan di Indonesia telah digariskan didalam undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional beserta perangkat peraturan pemerintahnya. hal-hal yang berkenaan dengan pendidikan dasar dimana sekolah dasar ada didalamnya, dibicarakan secara khusus dalam PP No. 28 tahun 1989. Pada pasal 25 dalam PP tersebut dikatakan bahwa :
1.      Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.
2.      Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing.[1]
            Karena adanya pernyataan di atas, bimbingan dan konseling sangat penting dalam pendidikan di sekolah karena bimbingan membantu siswa untuk dapat menemukan kemampuan yang mereka miliki sehingga mereka dapat merencanakan masa depan dengan baik dan dengan adanya bimbingan dari guru siswa tidak akan merasa tertekan dengan adanya masalah-masalah yang ada di sekolah.
II.    Jenis-Jenis Bimbingan dan Konseling Di Sekolah
Jenis-jenis pelayanan bimbingan konseling ada beberapa bagian yang pertama adalah layanan orientasi yang bertujuan untuk membantu individu agar mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau situasi yang baru. Kedua ada layanan informasi yang bertujuan agar individu mengetahui menguasai informasi yang selanjutnya dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan perkembangan dirinya. Ketiga adalah layanan penempatan dan penyaluran yang bertujuan supaya siswa bisa menempatkan diri dalam program studi akademik dan lingkup kegiatan non akademik yang menunjang perkembangannya serta semakin merealisasikan rencana masa depan. Yang keempat adalah layanan penguasaan konten yang bertujuan sebagai fungsi pemahaman adalah agar siswa memahami berbagai konten tertentu yang mencakup fakta fakta, konsep, proses, hukum, aturan, nilai-nilai, persepsi, afeksi, sikap dan tindakan. Fungsi fungsi pencegahan yaitu untuk membantu individu agar mencegah dari masalah-masalah tertentu terlebih apabila kontennya terarah kepada terhindarnya individu atau klien dari mengalami masalah tertentu. Fungsi pengentasan bertujuan untuk mengentaskan atau mengatasi masalah yang sedang dialami siswa. Untuk fungsi pengembangan dan pemeliharaan bertujuan untuk mengembangkan potensi diri individu sekaligus memelihara potensi-potensi yang telah berkembang pada diri siswa. Kelima layanan konseling perorangan bertujuan agar klien memahami kondisi dirinya sendiri, lingkungannya, permasalahan yang dialami, kekuatan dan kelemahan dirinya sehingga klien dapat mampu mengatasinya. Keenam layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk mendorong perkembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, dan sikap yang menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yakni peningkatan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal para siswa. Ketujuh layanan konseling kelompok yang bertujuan agar berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa khususnya kemampuan komunikasi nya. Kedelapan adalah layanan konsultasi yang bertujuan agar siswa dengan kemampuannya sendiri dapat menangani kondisi atau permasalahan yang dialami oleh pihak ketiga.
Dan terakhir layanan kesembilan yaitu layanan mediasi bertujuan agar tercapainya kondisi hubungan yang positif dan kondusif di antara para siswa yang bertikai atau bermusuhan.[2]
III. Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling Di Sekolah
            Ruang lingkup bimbingan dan konseling di sekolah dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu aspek fungsi, sasaran, layanan, dan masalah.
            Pertama dari segi fungsi mencakup fungsi-fungsi pencegahan, pemahaman, pengentasan, pemeliharaan, penyaluran, penyesuaian, pengembangan, dan perbaikan. Kedua dari segi sasaran memiliki ruang lingkup yaitu siswa secara perorangan mencapai perkembangan yang optimal melalui kemampuan: pengungkapan-pengenalan-penerimaan diri, pengenalan lingkungan, pengambilan keputusan, pengarahan diri, dan perwujudan diri. Ketiga dari segi layanan memiliki ruang lingkup meliputi layanan layanan pengumpulan data, pemberian informasi, penempatan, konseling, ahli tangan kasus, dan penilaian dan tindak lanjut. Keempat dari segi masalah memiliki ruang lingkup yaitu bimbingan pendidikan, bimbingan karir, dan bimbingan pribadi-sosial.[3]

Daftar Pustaka

Badarudin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Purwokerto: UMPWT PGSD Purwokerto.
Tohirin. (2007). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: Rajagrafindo Persada.




[1] Badarudin, S.Pd. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Purwokerto: UMPWT PGSD Purwokerto. hal 19
[2] Drs. Tohirin, M.Pd. (2007). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: Rajagrafindo Persada. hal 141-195
[3] Drs. Tohirin, M.Pd. (2007). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: Rajagrafindo Persada. hal 64-67

Hello! . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates